RMco.id Rakyat Merdeka – Semoga saja hanya kesan. Kenyataannya berharap tidak demikian. Pemerintah berkuasa dengan massa rakyat yang begitu mengidolakan Habib Rizieq Shihab tengah berseberangan. Belum ada tanda-tanda ishlah.
Ini entah siapa yang memulai. Pemerintah saat ini atau dari Habib Rizieq sendiri lalu diaminkan oleh para pecintanya yang mengambil jarak berhadap-hadapan ini. Untuk mengetahui nya tak lain hanya dengan adanya silatu rahim yang tulus.
Kalau melihat ke belakang khawatirnya mengingatkan luka lama. Bukan malah pulih, alih -alih terluka lagi, lebih dalam. Inilah yang tidak dikehendaki oleh semua komponen bangsa.
Dalam situasi sekarang, kedua belah pihak mesti mewaspadai adanya segelintir oknum yang bisa jadi dari kedua pihak, memanfaatkan kepercayaan untuk kepentingan memperkaya diri dan atau untuk mengamankan posisi dengan cara memperuncing pertentangan antara pihak yang sedang berkuasa dengan Habib sendiri. Ada kelompok yang berkentingan tidak terciptanya ishlah di antara keduanya.
Kedua belah pihak mesti belajar bagaimana menjaga ada penum pang gelap, yang menangguk untung dari perseteruan ini. Oknum ini mesti ketemu untuk mempertanggungjawabannya. Setelah itu next stagenya mengarsiteki jalinan hubungan yang indah dan penuh harmoni.
Langkah awal untuk mencairkan suasana sebenarnya ialah dengan mempertemukan kedua belah pihak dalam suasana yang hangat penuh cinta. Segala komitmen bangsa mesti disharing antar masing-masing agar tidak terjadi missunderstanding. Yang diperlu kan dari keduanya menurunkan ego
Kita mesti melalui masa penuh pertentangan ini. Berharap dengan demikian bisa terjadi konsolidasi persatuan-kesatuan, terlebih ketentraman bersama. Semoga momentum Haji dan Umroh bisa jadi penanda awal berdamainya rezim Jokowi dengan pemimpin massa Islam.
Sumber: RMCO.id
Penulis: Budi Rahman Hakim
Penyunting: Suci Amalia
Leave a Reply