Jakarta, rmbooks.id – Kerja-kerja politik yang gencar dilakukan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar dalam beberapa bulan belakangan ini mulai menunjukkan hasil menggembirakan. Elektabilitas tokoh yang akrab disapa Gus Muhaimin ini menunjukkan tren positif.
Berdasarkan hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ”Kecenderungan Elektabilitas Calon Presiden” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Minggu, 21 Agustus 2022, dalam pertanyaan semi terbuka dengan simulasi sebanyak 43 nama calon presiden (capres), Gus Muhaimin berada di posisi 7 besar dengan tingkat elektabilitas 2,0 persen mengungguli sejumlah nama populer lainnya seperti Khofifah Indarparawansa (1,6 persen), Sandiaga Uno (1,4 persen), Erick Thohir (1,3 persen), Puan Maharani (1,0%), Airlangga Hartarto (0,5 persen), termasuk Mahfud MD (0,5 persen).
Sementara posisi teratas ditempati Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (25,5 persen), disusul Prabowo Subianto (16,7 persen), Anies Baswedan (14,4 persen), Ridwan Kamil (6,0 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (3,8 persen), dan Andika Perkasa (2,2 persen).
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid menanggapi positif hasil survei yang dilakukan SMRC.
Pihaknya terus melakukan berbagai kegiatan untuk mengenalkan nama Gus Muhaimin sebagai capres yang bakal diusung PKB sesuai hasil Muktamar Bali 2019 lalu.
”Semua hasil survei kita jadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam kerja-kerja politik PKB,” ujar Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid menanggapi hasil survei SMRC.
Menurutnya, masih ada waktu yang cukup untuk meningkatkan popularitas maupun elektabilitas Gus Muhaimin.
Kalau melihat hasil survei SMRC ini, ada tren yang cukup bagus karena Gus Muhaimin sudah mengungguli sejumlah nama lain, termasuk nama Bu Khofifah, Pak Mahfud, maupun Pak Erick Thohir,” katanya.
Namun, kata Gus Jazil, hal yang perlu untuk diketahui publik bahwa hasil survei hanya sebagai salah satu variabel saja, bukan satu-satunya variabel yang menjadi pertimbangan bahkan syarat dalam mengusung capres.
Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan bahwa ada variabel penting yang sering kali luput dari pengamatan publik, termasuk lembaga survei adalah variabel ticketing yang dimiliki oleh partai politik.
Faktor ticketing ini sangat menentukan karena berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, ada aturan presidential threshold (PT) 20 persen.
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, capres dan cawapres diusung oleh parpol atau gabungan parpol.
”Nah, selama ini yang selalu dilihat oleh publik atau lembaga survei kan hanya elektabilitas calon. Bagaimana dengan ticketing ini? Calon dengan elektabilitas tinggi kalau nggak ada parpol yang mengusung ya nggak ada gunanya,” katanya.
Gus Jazil menyebut nama-nama seperti Ganjar Prabowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, meskipun berdasarkan hasil survei memiliki elektabilitas tinggi namun belum cukup dominan karena masih di bawah 30 persen, ada PR besar yang harus dituntaskan yaitu soal ticketing ini.
”Coba lihat Pak Ganjar meskipun elektabilitasnya bagus, dia masih ‘jungkir balik’ untuk bisa mendapatkan tiket maju Pilpres. Masih rebutan dengan Mbak Puan, putrinya Bu Megawati. Itu kalau ingin dapat tiket dari PDIP. Pak Anies pun begitu, modal tiket maju belum punya,” tuturnya.
Dikatakan Gus Jazil, sebagai tokoh yang sudah mendeklarasikan diri bakal maju sebagai capres, Gus Muhaimin sudah memiliki 10 persen tiket untuk ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
”Jadi Gus Muhaimin tinggal mencari 10 persen lagi untuk bisa maju dalam Pilpres 2024. Kami sudah menyepakati koalisi dengan Partai Gerindra. Artinya secara ticketing Gus Muhaimin insyaallah sudah aman karena sudah melebihi 20 persen. Dengan Gerindra tinggal dibicarakan saja siapa capres siapa cawapres. Tapi tiket aman,” tuturnya.
Diketahui, Survei SMRC ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1.053 atau 86 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).***
Leave a Reply