Puisi adalah ucapan batin yang terkadang sulit diucapkan oleh mulut atau bahkan bahasa tubuh. Puisi hanya mengenal bahasa hati yang terselip di dalam naluri para penyairnya. Ada banyak makna mengumpat di balik setiap morfem yang tergores dalam baris dan baitnya. Makna itu terkadang menjadi ganda atau bahkan multitafsir bagi para pembacanya. Tapi, bukankah katanya “Seorang penulis telah mati setelah karyanya jatuh di tangan pembaca?” namun apapun maknanya, rohnya akan tetap “abadi” di dalam puisi yang ia buat. Keabadian yang tidak pernah mati, bahkan saat sang penyair telah benar-benar mati. Seperti Bunga Edelweiss yang tetap abadi walaupun telah mati.
Buku “Bunga Edelweiss Sebuah Antologi Prosa dan Puisi” adalah prosa-prosa dan puisi-puisi yang semuanya diadopsi dari peristiwa-peristiwa nyata. Dialami langsung oleh sang penyair melalui sekelumit peristiwa dan berbagai fenomena yang diamati
sendiri dari sekeliling lingkungan kehidupan sejak tahun 2016 hingga 2019. Dengan kesemogaan terdalam, semoga segala karya yang tertuang di dalam buku ini bak Bunga Edelweiss yang tak pernah layu dan tetap mekar abadi, sekalipun ia telah mati.
Penulis: Kurnianto Purnama
ISBN: 978-602-5931-30-7
Dimensi: 13×19
Tahun: 2020
Ulasan
Belum ada ulasan.