Jakarta, rmbooks.id – Dalam menyambut hari kematian Isa Al-Masih terdapat pelajaran “melawan” untuk hal tidak semestinya. Semangat ini selama ribuan tahun memompa kaum Kristiani dalam berkehidupan dalam konteks bermasyarakat dan rnegara-bangsa.
Demikian terbaca dari pesan Benny K. Harman dalam Twitternya Jumat (2/3), dengan menyatakan; ‘Yesus itu tokoh sangat radikal di zamannya,” katanya.
Menurut Benny, Yesus melawan tradisi kesewenang-wenangan penguasa yang membelenggu kebebasan umat-Nya.
Atas konsistensi sikap-Nya, katanya, Yesus rela disiksa, didera, dicemeti, dan dipaku di kayu salib hingga wafat.
“Hari ini kita peringati wafat-Nya itu.#Liberte,” pungkasnya.
Hari ini, Jum’at (2/3), umat Kristiani di seluruh dunia memperingati Jumat Agung. Sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah dunia, yang menjadi cerita klasik sekaligus inspiratif.
Inspirasi penyaliban Yesus bukan hanya peristiwa penting dalam agama Kristen, namun juga memiliki beberapa ajaran yang bisa dipakai dalam kehidupannya sehari-hari.
Rela berkorban demi orang lain, dengan Yesus yang rela disalib untuk menebus dosa-dosa manusia, bahkan orang mengolok-ngolok, menertawai, hingga meludahkan, itu yang pertama.
Kedua, memaafkan orang tidak mudah, apalagi menyangkut hal yang tidak menyenangkan, namun cerita Yesus disalibkan, mengajarkan bahwa walaupun banyak yang menyakiti-Nya, Ia tetap memaafkan orang-orang tersebut.
Ketiga, selalu berdoa, bahkan pada saat berada di taman Getsemani, Yesus mengajak muridNya untuk berdoa untuk meminta kekuatan.
Keempat, tidak memanfaatkan kejahatan demi keuntungan sebagai refleksi dari peristiwa murid Yesus bernama Yudas menyerahkan Yesus pada pasukan untuk mendapatkan 30 keping perak, harusnya untuk mendapatkan keuntungan adalah dengan cara yang positif dan tidak menyakiti orang lain.
Kelima, jangan berbohong, seperti yang dilakukan Petrus, menyangkal suatu kebenaran dapat menghasilkan penyesalan di akhir.













Leave a Reply