Teringat M. Natsir, Mardani Ali Sera : NKRI Harga Mati

Jakarta, rmbooks.id – Mardani Ali Sera teringat M. Natsir terkait 3 April sebagai yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia. “71 tahun silam negeri ini mampu kembali bisa melanjutkan cita-cita untuk merdeka dengan menghadirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya dalam @mardanialisera Sabtu (3/4).

Menurut dia, Indonesia sempat dipecah belah oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (27 Desember 1949). Saat itu Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai Negara Indonesia. UUD 1945 juga berubah menjadi UUD RIS.

“Ketua Fraksi Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), M. Natsir berhasil ‘meluluhkan’ hati nurani angora DPR RIS serta petinggi negara untuk setuju kembali ke NKRI melalui Mosi Integral yang disampaikan di DPR RIS pada 3 April 1950,” jelasnya.

Keberhasilan M. Natsir dalam meloloskan Mosi Integral, tegas Mardani, memperlihatkan kelihaiannya dalam politik dengan integritas, ilmu, kemampuan komunikasi dan lobi.

“Terlihat ketika M. Natsir bisa meyakinkan para tokoh Indonesia yang berasal dari seluruh faksi serta ideologis ketika itu,” kenangnya.

Menurutnya, kita bisa menarik pelajaran momen Mosi Integral hari ini, berupa semangat dan prinsip kesatuan bangsa yang amat dibutuhkan ketika harus kolaborasi di tengah kondisi yang serba tidak pasti karena Covid-19.

“Konsep negara kesatuan berperan terkait hubungan pusat dan daerah untuk saling mendengarkan dan menghormati,” sarannya.

NKRI harga mati terasa dalam Mosi Integral, karena kita bisa mengembalikan Indonesia ke dalam bentuk negara kesatuan, hingga bebas dari ancaman perpecahan.

“Perjuangan M. Natsir dilakukan dengan cara demokratis, terhormat dan konstitusional. Mosi Integral adalah cermin sejarah yang berharga,” pungkas dia.