Suka Duka Layanan Ambulan Bulan Ramadan, Ini Kata Rescue AMI

Banten – Menginjak ramadhan ke-21, layanan ambulan rescue AMI (Anak Muda Indonesia) yang bermarkas di Tangerang Selatan Banten tetap berjalan melayani setiap kebutuhan antar jemput pasien wilayah Jabodetabek. Bahkan jika ada yang minta diantar ke luar kota tetap dipenuhi jika sangat diperlukan oleh masyarakat.

Ditemui di RSUD Tangerang Selatan Kamis (22/4) Koordinator Rescue AMI Taryono menyampaikan pada media bahwa permintaan antar jemput pasien dan jenazah tetap dilakukan.

“Alhamdulillah temen-temen masih semangat menyertai warga di Bulan Suci Ramadhan. Layanan kami tetap berjalan 24 jam,” katanya.

Pria yang biasa dipanggil Mas Taryo ini sudah tiga tahun menjalankan amanah mengelola dua unit ambulan. Menggunakan jaringan telepon genggam permintaan masyarakat terus dipenuhi.

“Pokoknya, telepon masuk langsung kami respon. Bahkan sampai ada yang nunggu, ketika unit kami di luar semua,” ungkapnya.

Mas Taryo menambahkan, kejadian nunggu lebih banyak disebabkan oleh masyarakat yang kurang paham memesan layanan ambulan.

Namun, tambah dia, ada juga yang karena sudah menggunakan ambulan Rescue Ami sebelumnya yang dirasa cocok dalam memberikan pelayanan.

“Ternyata layanan ambulan juga ada pelanggannya,” ucapnya sambil tersenyum.

Pengalaman kelola ambulan penuh tantangan, dari perjalanan tempuh, pasien, keluarga pasien sampai pihak yang terkait.

“Untungnya kami punya relawan banyak punya akses pada rumah sakit se-Jabodetabek,” ucapnya.

Dia bercerita salah satu rumah sakit pernah melakukan praktik tidak mengenakan, kala menyatakan UGD tidak bisa melayani padahal ada di depan mata ranjang kosong.

“Kami lakukan pendekatan persuasif pada pengelolanya. Alhamdulillah pasien bisa ditangani,” ujarnya

Untuk soal kepedulian pengguna jalan, diceritakan banyak polanya. Ada yang seketika memberikan jalan tapi tidak jarang malah menghalangi laju ambulan. Padahal ambulan sedang membawa pasien kritis.

Team Resceu AMi selalu kedepankan langkah mendidik pada pengguna jalan raya. Menurutnya akan lebih baik mendidik publik sehingga mendapat tanggapan positif.

“Apalagi pas puasa ini, kan pada emosian kalau bawa kendaraan. Masa kami harus ikut-ikutan,” cetusnya.

Selama ini, dia melihat pihak terkait dengan layanan ambulan juga tidak mudah diajak kerjasama. Tapi, dia tetap diambil langkah mendidik dan hasilnya bisa membuat nyaman semua pihak.

Dia berharap ada program pengenalan ulang kepentingan ambulan di jalan raya, agar masyarakat bisa kerjasama. Baik oleh instansi pemerintah maupun pihak swasta.

Pengalamannya dengan penjelasan sederhana mudah dipahami, setiap kendala bisa selesai di lapangan. “Kami sudah membuktikan ko, tinggal dipraktikkan lagi oleh pihak lain yang berkepentingan.

Dia katakan, awalnya mendapat satu unit ambulan dari pengurus DPW PKB Banten yang dalam perjalan tahun kedua dipercaya mengelola ambulan dari Yayasan al-Baghdadi kerjasama CSR Bank BRI.

Dua unit tersebut tetap terjaga rapih, dari perawatan sampai penggantian bagian lain jika diperlukan.

“Kita berhubungan sama yang kena musibah. Jadi harus rajin menjaga layanan tetap hadir di kala masyarakat membutuhkan,” pungkas dia.

Layanan Cepat Rescue AMI : Taryono di +62 821 9655 9729