Kota Tangerang, rmbooks.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang menggelar resepsi hari lahir satu abad NU. Digelar di lapangan Ahmad Yani, Kota Tangerang selama dua hari Sabtu-Ahad (4-5/2/2023). Acara disertai dengan Bazaar UMKM, penampilan seni budaya, perlombaan Hadroh, Qasidah, lomba mewarnai untuk anak-anak dan lomba baca kitab kuning.
Ketua PCNU Kota Tangerang KH Dedi Mahfudin menyampaikan, keberadaan Nahdlatul Ulama yang menginjak satu abad merupakan momentum seumur hidup sekali. Karenanya, resepsi satu abad ini menjadi refleksi bersama untuk membangun kekompakan dan kebersamaan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Memasuki abad kedua ini, saya mengajak kepada seluruh Nahdliyin, baik yang pengurus atau bukan pengurus, untuk bersama-sama hadir meramaikan resepsi satu abad,” tegas Kiai Dedi.
Kiai Dedi mengatakan, kekompakan dan kebersamaan itu harus senantiasa dijaga. Karena, perubahan zaman arus modernisasi ke depan, akan ada banyak tantangan yang mengancam integrasi dan keberagaman di dalam NKRI.
“Kita harus senantiasa menjaga kekompakan dan kebersamaan. Karena negara kita yang beragam, harmonisasi itu senantiasa dijaga dan dilestarikan,” ujar Kiai Jebolan Tebuireng ini.
Kiai Dedi berharap, resepsi satu abad yang digelar selama dua hari ini bisa memberikan manfaat. Terutama kepada pedagang UMKM yang sempat terganggu karena pandemi Covid 19 dua tahun lalu.
“Dengan adanya Bazaar UMKM ini semoga bisa membantu ekonomi masyarakat kecil,” tukas Kiai Dedi.
Tak hanya Bazaar UMKM, resepsi satu abad ini juga menampilkan beberapa perlombaan. Seperti Hadroh, Qasidah dan perlombaan kitab kuning. NU yang lahir dari rahim pesantren, perlombaan ini diharapkan bisa menampilkan kemampuan diri santri kepada khalayak.
“Resepsi satu abad ini momentum santri untuk membuktikan dirinya kepada masyarakat. Karena santri tidak hanya belajar di pesantren, namun juga harus bermanfaat di masyarakat kelak,” kata Kiai Dedi.
Lebih lanjut, Kiai Dedi kembali tegas mengingatkan refleksi satu abad NU terhadap semua pengurus NU di semua tatanan. Membangun disiplin organisasi untuk khidmah kepada masyarakat dalam menebar manfaat dan menanam kebaikan untuk umat.
“Saya berharap kepada pengurus NU agar bisa mengubah disiplin organisasi dari pola santai tidak serius menjadi santai tapi serius, insya Allah semua program dan kegiatan organisasi akan terlaksana dengan sukses,” tandasnya.
Leave a Reply