Pria berdarah batak ini bernama Hinca IP Pandjaitan XIII. Akrab disapa dengan panggilan, Hinca! Tak hanya dikenal sebagai politisi, Hinca juga dikenal sebagai budayawan.
Ya, Hinca memang sosok yang sangat menjunjung tinggi budaya. Baginya, budaya nomor satu, politik nomor dua.
“Bagiku budaya yang utama, politik hanya cara memperjuangkannya” kalimat ini selalu didengungkan Hinca.
Kalimat pamungkasnya itu tak sekedar di bibir. Ia buktikan dengan ciri khasnya: lewat sehelai kain Ulos yang selalu ia kenakan. Menariknya, kemanapun ia pergi, di manapun ia berada dan bertemu siapa, Ulos selalu bertengger di lehernya. Tak heran banyak orang yang menyebutnya sebagai, Politisi Berkalung Ulos!
Yang tak kalah menarik dari Hinca adalah produktivitasnya dalam berkarya. Tercatat, sejak duduk di kursi DPR ia sudah menuliskan tiga buku yang diterbitkan oleh Rakyat Merdeka Books. Ketiga buku tersebut ia tulis sebagai bentuk laporan pertanggungjawabannya kepada publik sebagai anggota DPR RI Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat.
Ketiga buku tersebut antara lain: Katanya Darurat? Indonesia Darurat Narkoba: Sebuah Anomali (2019), 14 Bulan Idham Azis Bisa Apa? (2020), dan BNN Bubar atau Sangar? (2020). Ketiga buku karya Hinca tersebut tersebar di toko-toko buku termasuk di Gramedia di seluruh Indonesia.
Atas buku-bukunya tersebut, RMBooks secara khusus menyematkan Hinca sebagai Politisi Paling Produktif dalam Berkarya!
PROFIL SINGKAT
Nama: Dr Hinca IP Pandjaitan XIII SH MH ACCS
TTL: Asahan, 25 September 1964
Istri: Engelbertha EP Silalahi
Anak: Lachzamana TFA Pandjaitan XIV, Qhanszelir Pandjaitan XIV, dan Qhaizshar IQL Pandjaitan XIV
Karir Politik
- Sekretaris Jenderal Partai Demokrat
- Anggota DPR RI
- Universitas HKBP Nommensen
- Universitas Padjajaran
- Universitas Pelita Harapan
Leave a Reply