Pidato Politik Akhir Tahun Gus Ami

Menyimak pidato politik akhir tahun Abdul Muhaimin Iskandar yang biasa disapa Gus Ami di Kantor DPP PKB yang disiarkan secara langsung melalui kanal digital zoom meeting, facebook dan you tube yang diikuti DPW dan DPC PKB seluruh Indonesia Selasa (29/12), menarik dicermati. Gus Ami menunjukkan kelasnya, sebagai pucuk pimpinan PKB di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.

Gus Ami mengawalinya dengan tema konsolidasi demokrasi dalam kehidupan politik tanah air. Pemilu 2019, menurutnya adalah buah perjuangan konsisten dalam memperjuangkan kepentingan umat meski sangat melelahkan.

Pemilu 2019 selain mempertaruhkan perjuangan Pilpres juga Pileg yang memuaskan. PKB adalah pendukung tiga kali Pilpres dengan hasil kemenangan, plus perolehan suara PKB meningkat dari pemilu 2014.

Dalam menyambut tahun baru 2021, Gus Ami melihat tantangan tidak mudah. Pasalnya pandemi Covid-19 menguji kita semua untuk menemukan era kehidupan baru; dari semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Negara kita terlihat sangat kewalahan dalam menangani pandemi Covid-19, dari ketersediaan tenaga medis, pasilitas kesehatan, obat-obatan sampai kultur masyarakat yang sulit diajak mengikuti prosedur kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Dari situ dibaca tantangan tidak mudah untuk lepas dari ujian pandemi Covid-19 yang pada gilirannya akan membuat kita semua harus menyadari potensi dan tantangan di masa mendatang.

Selanjutnya dia mendedahkan tantangan untuk menghidupkan dasar penghidupan negara agraris yang sampai detik ini masih jalan di tempat. Sektor pertanian belum menemukan bentuk format industrialisasi pertanian dibandingkan negara lain.

Padahal sumber daya alam tanah air terkenal di dunia sebagai potensial menghasilkan industri pertanian, saat di mana impor produksi pertanian terus meningkat yang pada sisi lain petani kita masih jauh dari kesejahteraan.

Kita juga, bagi Gus Ami akan menerima kenyataan bonus demografi yang sedianya bisa melahirkan sumber daya manusia yang bisa membuat negara lebih maju dan produktif. Bonus demografi juga terkait musibah pandemik Covid-19 yang makin menyulitkan menarik peluang dalam pembangunan sumber daya manusia.

Tantangan lainnya, adalah krisis ekologi dunia yang memprihatinkan di mana perlahan tapi pasti sumber daya alam makin menipis di tengah sumber daya alternatif belum bisa optimal dimanfaatkan. Krisis ekologi juga akan melahirkan banyak dilema kemanusiaan dengan kemungkinan tidak adanya sumber penghidupan lainnya.

Secara politik, tantangan 2021 lebih sulit karena konsolidasi demokrasi akan dihadapkan pada kenyataan intrupsi keutuhan NKRI. Di mana eskalasi politik makin diwarnai politik identitas keagamaan yang pada gilirannya tidak mustahil mengoyak bangunan kebangsaan kita.

Dalam mengantisipasinya, Gus Ami mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus saling mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Secara internal, PKB menelorkan platform digital untuk menguji setiap langkah politik di jajaran DPC dan DPW seluruh Indonesia. Wujudnya, laporan kegiatan yang diinput dalam platform digital itu akan diverifikasi oleh sebuah tim yang pada gilirannya ada reward and puniishment lebih obyektif dan terarah.

Upaya ini diniatkan Gus Ami sebagai langkah paling mungkin, di tengah tantangan partai politik di era digital yang tidak bisa dihindarkan. PKB nantinya bisa bertahan sekaligus memberikan respon positif era digitalisasi global, bukan larut dalam perkembangan zaman.

Di akhir pidatonya, Gus Ami menyatakan tantangan pemerintahan Jokowi-Maruf terletak pada pemulihan ekonomi di tengah musibah pandemik Covid-19. Dukungan pada roda pemerintahan lebih pada menjadikan rakyat bisa lepas dari penderitaan pasca pandemi Covid-19.