Tangsel, rmbooks.id – PKB Tangsel menggelar Tasyakuran & Istighosah 1 Abad NU di Sekretariat DPC PKB Tangsel di Tangsel pada Senin (6/2), diikuti 500 orang; Anggota DPRD Kota Tangsel, Anggota DPRD Provinsi Banten, pengurus PKB se-Tangsel dari Cabang, Anak Cabang dan Ranting, Garda Bangsa Tangsel, Bakal Caleg PKB 2024 dan para simpatisan.
Acara dimulai dengan tawashul pada para masyayih pendiri dan ulama ulama NU yang telah wafat, dilanjutan tahlil dan pembacacan maulid dan sholawat Nabi Muhamad SAW.
Ketua DPC PKB Muthmainnah dalam sambutannya menyatakan bahwa acara ini sebagai wujud hidmat PKB sebagai partai yang didrikan NU, bersykur dan doa atas usia 1 abad NU.
“PKB akan terus meiningkatkan kapasitas organisasi, anggota dewan dan kader PKB untuk terus dapat meningkatkan amanah NU pada PKB sebagai pelakana politik praktis NU,’ katanya di lokasi acara, Senin (6/2)
Turut hadir Ketua Dewan Syuro PKB Tangsel Ustad Ibnu Hamzah yang menyampaikan rasa syukur atas usia 1 abad NU, sekaligus mengajak pada kader PKB untuk terus ikhlas berhidmat dalam mengurus PKB.
“Karena mengurus PKB sama saja dengan mengurus NU, karena PKB dilahirkan oleh NU,” tegasnya
Menurutnya, NU yang didirikan ulama dengan genap usia satu abad sebagai bukti organisasi yang mendapat ridlo dari Allah SWT dan akan terus menebar manfaat menjaga negara dengan konsep rahmatan lil alamin.
Sementara Ahmad Fauzi Ketua DPW PKB Banten menegaskan prestasi NU dengan usia 1 abad ini, dimulai dari komite hijaz dengan perjuangan internasional mencegah pembongkaran makam Rasulullah SAW oleh kerajaan arab saudi. Itu yang pertama.
“Kedua, perjuangan NU mampu mengkonsolidasi ualama dan umat pada perlawanan penjajah,” katanya.
Ketiga, pada awal kemerdekaan NU mlalui KH. Wahid Hasyim anggota BPUPKI berkontribusi atas konsep dasar negara Indonesia menjadi darus salam (negara aman dan nyaman, red), bukan negara agama, berdasarkan spirit negara madinah era Rasulullah SAW.
“Dari konsep dasar ini melahirkan piagam Jakarta, pembukaan UUD 1945 dan Pancasila,” jelasnya.
Keempat, NU melahirkan resolusi jihad dengan menyelamatkan kemerdekaan Indonesia yang akan dijajah kembali oleh negara sekutu.
Dia tambahkan, pada era orde lama NU juga sempat menjadi partai politik dan menjadi peserta Pemilu 1955 dengan meraih suara kedua setelah PNI.
Fauzi juga menyampaikan keputusan penting terkait Khitoh NU 1926 ketika Muktamar di Situbondo pada 1984 sebagai respon atas fusi NU di PPP tahun 1973 yang terbukti tidak menguntungkan NU.
Terkait posisi NU pada era reformasi, dia katakan adalah melahirkan PKB sebagai organ pelaksana politik praktis NU.
“Keputsan ini sebagai langkah untuk NU tetap melaksanakan politik kebangsaan sesuai makna Khitah NU 1926, yang dengan strategi ini NU dapat mendistribusikan kadernya di legislatif dan eksekutif.
“PKB akhirnya dapat melahirkan UU Desa, UU Pesantren, Hari Santri Nasional sebagai pengakuan negara atas resolusi jihad 22 Oktober 1945,” pungkasnya.
Leave a Reply