Ikan Besar, Ikan Kecil

Tatkala saya menunggu giliran sidang di pengadilan. Tiba-tiba telpon saya berbunyi:

“Kriing…kriing…kriing….”

“Ini ko Atet ya…?” tanya seorang ibu-ibu di ujung telpon.

Saya jawab” ya…ya…saya…Atet”.

“Ko Atet…saya nyonya Aliang” lanjutnya.

“Ko Atet….ngai oi sung nyi thiam pan untuk konyen” kata dia. Arti saya mau kasih kamu kue keranjang untuk Imlek.

“Bagaimana kabar dan usaha Aliang?”

“Lancar…lancar “jawabnya sambil tertawa.

“Hebat ya…kondisi Covid begini, usahamu masih lancar”

Aliang adalah seorang ibu-ibu pedagang toko kelontong di sebuah pasar di bilangan Jakarta Utara.

“Ya….ko Atet…saya diajarkan orang tua saya sejak kecil”

Kata orang tuaku, menjadi seorang pedagang dlm mencari nafkah. Mesti mengerti prinsip ikan besar dan ikan kecil.

Pedagang ibarat nelayan menjaring ikan. Jaringnya terbatas. Melepas jaring mendapat ikan. Bisa dapat ikan besar dan ada pula ikan kecil.

Ketika tidak mendapat ikan besar, mendapat kecil pun kita harus mensyukuri. Ikan kecil jika dikumpulkan beratnya juga akan sama dengan ikan besar.

Maka jangan hanya mau ikan besar, dan ikan kecil tak dipandang.

“Nah, karena saya menghargai yg kecil, akhirnya saya bisa bertahan” katanya sambil menutup telpon.

Jakarta, 3 Feb 2021
Kurnianto Purnama, SH,MH.